Tasikmalaya, MNP – Massa yang tergabung dalam Federasi KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) bersama Federasi Serikat Buruh Migas (FSBMigas) Tasikmalaya menggelar aksi di depan Balekota, Rabu (01/05/2024).
Koordinator Lapangan (Korlap) Utep Setiaman mengatakan, aksi ini sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah dan kapitalisme yang belum mampu merealisasikan aspirasi kaum buruh.
“Problemnya banyak terkait jaminan kepastian kerja, pencabutan UU Ciptakerja Omnibuslaw serta pasal turunannya, juga penghentian PHK, upah lembur. Pokoknya masih banyak yang belum terakomodir,” ucap Utep.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menyebut, untuk UMR Kota Tasikmalaya sekitar Rp 2,6 juta tidak sebanding dengan harga kebutuhan sembako yang terus merangkak naik.
“Kita hanya minta upah yang adil, sesuai kebutuhan logis. Kita sudah sejahtera belum dengan harga makin tinggi? bukan kesejahteraan tapi kesengsaraan,” cetusnya.
Massa aksi juga mengaku kecewa lantaran dalam aksi May Day ini tidak dihadiri langsung oleh Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah sebagai pemangku kebijakan.
“Aduh, kita selalu dipandang sebelah mata, padahal sebelumnya kami sudah melakukan surat menyurat pemberitahuan, PJ Wali Kota seharusnya datang, ini buktinya tidak ada,” keluhnya.
Ditempat sama, Dudi Holidi Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya menjelaskan, untuk gaji pihaknya sudah melakukan rapat dewan pengupahan kota.
“Sebenarnya kita pinginnya (gaji, red) setinggi-tingginya, tapi pengusaha juga kemampuan tidak seperti itu, makanya provinsi memberikan rumus pada akhirnya seperti tahun ini mengacu pada PP nomor 51 tahun 2023,” jelas Dudi.
Terkait tidak hadirnya PJ Wali Kota Tasikmalaya, Dudi mengaku sudah diberi tugas untuk menemui langsung peserta aksi.
“Intinya, kehadiran saya tidak mengurangi rasa hormat beliau (PJ Wali Kota, red),” pungkasnya.
Penulis : Gobreg
Editor : Redi Setiawan