Tasikmalaya, MNP – Persoalan Penyakit Masyarakat (Pekat) seakan tidak pernah selesai di Kota Tasikmalaya yang mempunyai julukan kota Santri.
Padahal, berbagai macam cara mulai dari Perda Tata Nilai sampai adanya sweeping yang dilakukan ormas yang peduli akan nilai nilai norma agama dan peduli akan ketertiban kota Tasikmalaya.
Salah satunya Sajalur (Satria Jaga Lembur) yang menggelar audiensi di Aula Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya, dengan tema Mengungkap Fakta Memberi Solus “Peradaban Miras, Narkoba, Judi dan Prostitusi di Kota Santri Tasikmalaya Memprihatinkan”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nampak hadir dalam audiens tersebut Komisi 1 dan 4 DPRD Kota Tasikmalaya, Dinas Satpol PP, Kabag Ops Mapolresta Tasikmalaya, Kodim, Disporabudpar, dan tamu undangan lainnya.
H.Dadang Suganda Ketua Ormas Sajalur mengatakan, audiensi ini untuk meminimalisir kegiatan maksiat di kota Tasikmalaya karena perlu adanya keterpaduan antara APH dan Instansi terkait.
“Intinya harus ada keterpaduan diantara APH instansi juga duduk bersama memecahkan masalah ini, karena korelasinya tidak satu pihak tapi menyentuh semua pihak,” kata Dadang, Rabu (08/11/2023).
Lantaran itu, perlu adanya pembicaraan lebih lanjut lagi dan perlu dibentuk suatu aturan yang tertulis, tidak hanya dibawah obrolan obrolan di depan saja, tapi harus ada tulisan di atas kertas.
“Harus ada kesepakatan bagaimana agar kerja ini tidak hanya isinya sporadis atau istilah sesaat, tetapi nantinya continue berkelanjutan,” terang Dadang.
Menurutnya, ada tiga langkah preventif diantaranya salin data, ada langkah penyadaran, yang datang juga mungkin dari semua pihak orang tua, tokoh agama lalu dari pengawasan.
Dijelaskan Dadang, terkait pengawasan ini juga harus karena menyangkut juga di bidang pendidikan, tidak sedikit yang ditemukan di masyarakat yang melakukan maksiat masih pelajaran-pelajar sekolah.
“Nah, juga pengawasan harus dilakukan, selain dari keluarga pengawasan dari sekolah, instansi instansi terkait perlu mengadakan pengawasan saat diluar jam sekolah, karena yang ditemukan ada siswa SMP SMK, yang datang kadang-kadang dari luar daerah,” jelasnya.
Ormas Sajalur menyebut, pihaknya hampir menemukan kasus tersebut di setiap daerah di kota Tasikmalaya. Salah satunya di Cilolohan dan Eks Terminal Cilembang maupun di Terminal Indihiang.
“Karena itu, kami mendesak pemerintahan dalam hal koordinasi mencegah hal tersebut, baik dari APH maupun yang lainnya. Kami menekankan harus ada satu kesatuan mengawasi pekat dari berbagai institusi,” pungkasnya.
Penulis : Alex
Editor : Redi Setiawan