Tasikmalaya, MNP – Masyarakat tumpah ruah menyaksikan hajat lembur Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang berlangsung di Taman Lengsar, Senin (01/01/2024).
Tradisi ini merupakan hajat tahunan yang rutin diadakan dalam rangka melestarikan budaya asli di Nusantara.
Camat Cipatujah Memed Nuryadin mengaku bangga karena ada budaya khususnya di Desa Sindangkerta, hal ini berkat kerjasama dan kegigihan para tokoh dan pemangku adat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah, proses sudah dilaksanakan dengan lancar. Mudah mudahan hajat laut ini membawa keberkahan bagi semua,” harap Memed.
Ditempat sama, Uwa Dudul selaku pemangku adat wilayah pantai Sindangkerta menjelaskan, hajat lembur memiliki makna dalam, satu diantaranya memohon pada sang Kholiq.
“Agar kampung ini disejahterakan dijauhkan dari musibah bencana, juga selamatkan dalam segala musibah, karena bencana tidak bisa ditolak tapi ikhtiar kami meminta perlindungan kepada Allah,” kata Uwa Dudul.
Dirinya menjelaskan, hajat Lembur awal digelar sekitar tahun 1900-an, namun pernah menghilang tapi dibuka lagi oleh seorang tokoh adat budaya Atang Eustedi dari tahun 1980-an.
“Kami bersyukur, karena tradisi lokal ini tetap lestari hingga sekarang berjalan rutin tiap tahun,” ujar Uwa Dudul.
Sementara itu, Sekretaris Disparpora Dodi Ajar Sudrajat menambahkan, pihaknya mewakili Pemkab Tasikmalaya mengapresiasi kegiatan hajat lembur yang di laksanakan dipantai Taman Lengsar Desa Sindangkerta kecamatan Cipatujah.
Menurutnya, dengan kegiatan tersebut diharapkan budaya lokal bisa dikenal khalayak ramai. “Selain itu, hajat lembur diharapkan menjadi daya tarik pariwisata yang pada akhirnya akan berdampak kepada ekonomi masyarakat,” tandasnya.
Penulis : Gobreg
Editor : Redi Setiawan