Potret Tasikmalaya – Calung adalah alat musik Purwarupa jenis idiofon yang terbuat dari bambu. Alat musik ini adalah musik tradisional masyarakat Sunda, yang dimainkan dengan cara memukul bilah atau ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la untuk masyarakat Sunda.
Alat musik ini harus dilestarikan, pasalnya alat musik modern terua bermuncula yang sewaktu waktu bisa menggerus peninggalan ‘kesenian karuhun’ khsusunya di tatar Sunda.
Seperti di Kabupaten Tasikmalaya, Suhendi asal Jl Borosole Pamayangsari RT 27 RW 04 Kampung Sindanghurip Desa Sindangkerta Kecamatan Cipatujah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka adalah salah satu pecinta juga pemberdaya kesenian calung yang kini tetap eksis dengan mendirikan Group Calung dan qosidah Rebana dengan nama Balebat.
Group Balebat terbentuk pada tahun 90 an yang beranggotakan kurang lebih 18 orang, terdiri dari orang tua maupun kaum milenial yang sedang dilatih sebagai regenerasi, akan tetapi dengan berjalannya waktu, group ini memodifikasi alat calung tidak lagi di pegang akan tetapi didudukan.
Kepada MNP, Senin malam (25/07/2022), Bapak Suhendi sebagai Ketua Group Balebat menjelaskan, bahwa alat calung tersebut dimodifikasi seperti ini biar suaranya lebih masuk ke sound serta lebih peraktis.
Suhendi menjelaskan, tidak hanya jadi hiburan lawakan saja, tapi group BALEBAT ini bisa mengiringi Helaran Upacara Adat sambut pengantin atau mapag panganten (Istilah bahasa Sunda nya).
“Contohnya seperti yang digelar di pernikahan Firman dan Dila yang dilaksanakab di kp Sukawargi desa Sindangkerta Kecamatan Cipatujah kabupaten Tasikmalaya,” pungkas Suhendi. (Lex)