Barito Timur, MNP – Direktur RSUD Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Vinny Safari menanggapi keluhan pasien maupun pegawai terkait kelangkaan obat di rumah sakit milik Pemkab Barito Timur yang dipimpinnya itu.
“Menanggapi pemberitaan perihal kondisi RSUD Tamiang Layang, dapat kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien dan keluarganya,” kata Vinny melalui pesan Whatsapp.
Terkait keluhan pasien maupun karyawan tersebut, dia mengatakan akan menjadi catatan untuk melakukan evaluasi dan pembenahan ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami tetap berkomitmen mengupayakan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh pasien meskipun dengan banyak keterbatasan,” tegas Vinny.
Sebelumnya diberitakan RSUD Tamiang Layang dalam kondisi darurat karena stok berbagai jenis obat kosong. Kondisi ini dibenarkan oleh sumber terpercaya di internal RSUD Tamiang Layang.
“Sudah nggak kehitung (jenis obat yang kosong), cuman salep kudis , panu aja yang mungkin masih banyak,” kata sumber tersebut, Jumat, 19 Januari 2024.
Awak media mendapatkan tangkapan layar percakapan dokter dan perawat yang begitu putus asa dengan kondisi ini karena harus membatasi suntikan infus untuk setiap pasien atau bahkan obat yang diresepkan kosong sama sekali di farmasi rumah sakit.
Sumber Borneonews menjelaskan, kondisi logistik RSUD Tamiang Layang semakin parah karena banyak distributor yang tidak mau memasok obat ke RSUD Tamiang Layang akibat hutang obat yang belum dilunasi.
“Sejak adanya surat keputusan akreditasi RS kemarin, yang pegang masalah obat langsung di tangani direktur (RSUD), bukan bidang yanmed atau farmasi lagi,” ungkapnya.
Sumber itu juga menuding direkturnya lebih banyak melakukan perjalanan keluar bersama beberapa bawahan dibandingkan berada di kantor dan membenahi kondisi pelayanan kesehatan yang buruk.
Keterangan sumber internal RSUD Tamiang Layang tersebut selaras dengan hasil investigasi Borneonews selama tiga hari di RSUD Tamiang Layang.
Ketika Borneonews mencoba meminta keterangan semua pasien dengan jenis penyakit yang berbeda, Borneonews mendapatkan keterangan yang seragam bahwa mereka diberi resep oleh pihak farmasi RSUD Tamiang Layang untuk menebus obat di luar karena obat tersebut kosong.
Selama tiga hari penelusuran itu Borneonews mendapati bahwa setiap hari keluarga pasien diminta untuk menebus obat tertentu di luar rumah sakit.
Pengakuan memilukan kadang Borneonews terima dari pasien karena obat yang harus dibeli di luar juga tidak tersedia di apotek atau tokoh obat.
Penulis : Adi Suseno
Editor : Redi Setiawan