Barito Timur, MNP – Kabar minor terjadi di RSUD Tamiang Layang menjadi topik hangat pembicaraan masyarakat Barito Timur dalam beberapa hari terakhir.
Ketua DPRD Kabupaten Barito Timur Nursulistio, meminta pemerintah daerah segera membenahi kelangkaan obat yang terjadi di RSUD Tamiang Layang.
“Intinya kami di DPRD menginginkan agar segera ditangani dan dibenahi apapun yang menjadi permasalahan,” tegasnya melalui pesan suara, Senin (22/01/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Politisi Partai Golkar ini mengaku DPRD hingga kini belum mendapatkan penjelasan dari pihak yang bertanggung jawab atas kelangkaan obat di RSUD Tamiang Layang.
“Intinya rumah sakit adalah kebutuhan dasar berkaitan dengan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Barito Timur. Karena itu selain permasalahan obat yang langka peralatan medis dan kondisi fisik rumah sakit juga harus di benahi,” tegas Nursulistio kembali.
Dia tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah mengabdi untuk kesehatan masyarakat Barito Timur selama ini.
“Untuk meningkatkan pelayanan mungkin perlu juga menempatkan tenaga-tenaga tambahan yang mencukupi di rumah sakit itu lanjutnya.
Sebelumnya, dilansir dari Borneonews diberitakan. RSUD Tamiang Layang dalam kondisi darurat karena stok berbagai jenis obat kosong. Kondisi ini dibenarkan oleh sumber terpercaya di internal RSUD Tamiang Layang.
“Sudah nggak kehitung (jenis obat yang kosong), cuman salep kudis , panu aja yang mungkin masih banyak,” kata sumber tersebut, Jumat, 19 Januari 2024.
Borneonews mendapatkan tangkapan layar percakapan dokter dan perawat yang begitu putus asa dengan kondisi ini karena harus membatasi suntikan infus untuk setiap pasien atau bahkan obat yang diresepkan kosong sama sekali di farmasi rumah sakit.
Sumber Borneonews menjelaskan, kondisi logistik RSUD Tamiang Layang semakin parah karena banyak distributor yang tidak mau memasok obat ke RSUD Tamiang Layang akibat hutang obat yang belum dilunasi.
“Sejak adanya surat keputusan akreditasi RS kemarin, yang pegang masalah obat langsung di tangani direktur (RSUD), bukan bidang yanmed atau farmasi lagi,” ungkapnya.
Sumber itu juga menuding direkturnya lebih banyak melakukan perjalanan keluar bersama beberapa bawahan dibandingkan berada di kantor dan membenahi kondisi pelayanan kesehatan yang buruk.
Keterangan sumber internal RSUD Tamiang Layang tersebut selaras dengan hasil investigasi Borneonews selama tiga hari di RSUD Tamiang Layang.
Ketika Borneonews mencoba meminta keterangan semua pasien dengan jenis penyakit yang berbeda, Borneonews mendapatkan keterangan yang seragam bahwa mereka diberi resep oleh pihak farmasi RSUD Tamiang Layang untuk menebus obat di luar karena obat tersebut kosong.
Selama tiga hari penelusuran itu Borneonews mendapati bahwa setiap hari keluarga pasien diminta untuk menebus obat tertentu di luar rumah sakit.
Pengakuan memilukan kadang Borneonews terima dari pasien karena obat yang harus dibeli di luar juga tidak tersedia di apotek atau tokoh obat.
Direktur RSUD Tamiang Layang Vinny Safari kemudian meminta maaf atas berbagai permasalahan yang mencuat ke publik itu.
“Menanggapi pemberitaan perihal kondisi RSUD Tamiang Layang, dapat kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien dan keluarganya,” kata Vinny melalui pesan Whatsapp, Minggu, 21 Januari 2024.
Terkait keluhan pasien maupun karyawan tersebut, dia mengatakan akan menjadi catatan untuk melakukan evaluasi dan pembenahan ke arah yang lebih baik.
“Kami tetap berkomitmen mengupayakan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh pasien meskipun dengan banyak keterbatasan,” tegas Vinny.
Penulis : Adi Suseno
Editor : Redi Setiawan