Tasikmalaya, MNP – Keberadaan tower internet dan space iklan yang notabene berada di area lingkungan kantor Pemerintahan kec Mangkubumi Kota Tasikmalaya dari awal didirikan sampai sekarang banyak menuai polemik pro kontra, khususnya warga Kp Cikiray.
Pasalnya, jika sedang cuaca ektrim, masyarakat merasa was was apalagi hujan badai dan petir yang diduga menimbulkan kerusakan beberapa barang dirumah.
Mulai dari alat elektronik yang rusak akibat tingginya medan listrik pasca berdirinya tower Internet Kominfo, belum lagi khawatir dengan space iklan yang terombang-ambing ketika hujan badai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak heran, masyarakat ketakutan space iklan tersebut tiba tiba roboh menimpa rumah warga ataupun pengguna jalan.
Camat Mangkubumi Drs Slamet ketika dikonfirmasi awak media membenarkan banyak kejadian alam di lingkungan kantor.
“Kami hanya penerima manfaat dari Dinas Kominfo, khusus untuk tower Internet, saat ini keberadaannya sudah tidak jalan fungsinya,” jelas Slamet, Rabu (12/06/2024).
Adapun lanjut dia, terkait space iklan yang dibangun Dinas PUTR dan pihak ketiga yang ada di pinggir jalan kecamatan juga sudah dilaporkan ke dinas setempat melalui Nota Dinas.
“Tapi sampai hari ini belum ada tembusan atau jawaban kapan mau dicabut tower tersebut dan space iklan kapan mau dipindahkan, karena kewenangan ada di dinas terkait,” kata Slamet.
Dirinya menegaskan dan berjanji akan terus menyampaikan keluhan aspirasi masyarakat sekitarnya agar segera dinas terkait merespon positif.
“Takutnya pembiaran tersebut akan menyebabkan bencana di kemudian hari,” cetusnya.
Hal senada dikatakan inisial BN salah satu warga setempat yang berdekatan langsung dengan kantor Kecamatan Mangkubumi. Dia menyebut, keberadaan tower dan space iklan sangat membahayakan.
“Khusus bagi saya yang bertahun tahun tinggal di rumah, sejak adanya tower tersebut kenapa jadi banyak petir yang masuk ke dalam rumah berbentuk bola api yang hampir mencelakai keluarganya,” keluhnya.
Belum lagi lanjut BM, alat elektronik yang rusak, kadang dirinya was was kalau terjadi hujan badai dan petir saling menyambar, akhirnya harus mengungsi ke rumah mertua untuk keselamatan.
“Sudah beberapa kali saya berbicara dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Kecamatan Mangkubumi, namun belum ada realisasi,” pungkasnya.
Penulis : Yudi Hernadi
Editor : Redi Setiawan