Tasikmalaya, MNP – Menyikapi kebijakan BI yang mengeluarkan emisi gambar dan model baru mata uang rupiah pada 18 Agustus 2022 kemarin mendapat tanggapan minor dari Sultan Patrakusumah VIII.
Sebagai mana yang diberitakan diberbagai media dan diumumkan Gubernur BI dan Menteri Keuangan Ibu Srimulyani.
Menurut Sultan Patrakusumah VIII, apapun yang dilakukan selama itu, baik demi bangsa dan negara harus diapresiasi, tetapi ingat dampak dari cetak uang tersebut apa nilai positifnya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Apakah dengan mencetak uang baru itu adakah perbaikan ekonomi atau hanya sekedar ganti model,” ucap Sultan Patrakusumah VIII.
Menurutnya, yang harus diperbaiki dan dibenahi adalah nilai tukar bagaimana?apakah dengan rupiah gambar baru itu bisa menguat dari mata uang USD atau tidak?
“Atau bisakah mengurangi hutang atau tidak? kalau sekedar ganti gambar dan dampaknya tidak ada, buat apa!,” tegas Sultan Patrakusumah VIII.
Berikut kutipan berita yang disandingkan Sultan Patrakusumah VIII. Sebagai berikut,
Jakarta, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim memastikan uang kertas rupiah tahun emisi 2022 yang baru diluncurkan pada 18 Agustus 2022 tidak bisa ditiru. Ini karena desain dan pencetakannya menerapkan teknologi mutakhir.
“Teknologi yang tidak akan bisa ditiru dengan apapun. Ini karena kita ingin menunjukkan bahwa rupiah adalah reputasi kita, kebanggaan kita, dan kita semakin nyaman dan aman menggunakannya,” kata dia saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 20 Agustus 2022.
Marlison menjelaskan teknologi pengamanan yang digunakan pertama dalam bentuk benang pengaman. Benang pengaman 7 pecahan uang baru, kata dia, menggunakan teknologi micro lenses sebagaimana yang digunakan pada uang peringatan kemerdekaan Rp 75 ribu.
Teknologi ini, kata dia, dipadukan dengan desain benang pengaman yang menggunakan motif batik kawung seperti yang ada di uang kertas pecahan Rp 100.000. Dengan begitu, Marlison berpendapat, penerapam teknologi itu tetap mengedepankan identitas seni budaya Indonesia.
Selain benang pengaman, dia melanjutkan, uang kertas tahun emisi 2022 juga memanfaatkan teknologi Optically Variable Magnetic Ink (OVMI) pada sejumlah gambar yang dicetak di dalamnya. Teknologi ini juga dikombinasikan dengan penerapan perluasan penyebaran pengaman ultraviolet pada gambar uang.
“Mita menyebarkan teknik ultraviolet ke seluruh pecahan lebih merata dan lebih melebar sehingga kita pendar dengan sinar UV ini akan keluar semua yang tersembunyi dari batiknya dari warna warninya, gambar-gambar tersembunyi akan terlihat lebih merata,” ucap Marlison.
Salah satu keunggulan dari teknik ini kata dia disematkan dalam gambar peta Indonesia. Saat gambar itu terkena sinar ultraviolet maka pulau asal pahlawan yang ada di gambar uang kertas berbagai pecahan baru ini akan berwarna.
“Misal Juanda, dia berasal dari Jawa Barat, jika dipendar maka Pulau Jawa akan menyala. Cut Mutia, dari Aceh, Sumatera, kalau kita pendarkan dengan UV maka Pulau Sumatera yang akan menyala,” ujar Marlison.
Selain itu, dia melanjutkan, untuk uang dengan pecahan kecil, seperti pada pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, maupun Rp 5.000, juga kini sudah dilapisi dengan plastik super tipis atau coating sehingga akan lebih tahan jika terkena air. Dengan begitu, dia berharap masyarakat akan semakin menghargai rupiah ke depannya.
“Oleh karena itu, terhadap rupiah ini jagalah, cintalah, rupiah ini. Bangga dan pahamlah terhadap rupiah ini. Jangan lagi dilipat, jangan dibasahi, jangan di steples, coret-coret,” ujar Marlison.
Menurut pribadi Sulta Patrakusumah VIII, biar secanggih apapun teknologi yang dikatakan mereka, tetap saja cetak duit tidak ada logo Lady of Rose (bunga mawar) di lembar Rp 100 ribu, itu artinya tidak ada jaminan cetak seenaknya.
“Itu sudah inflasi ! Cetak jumlah tidak disampaikan, sama saja tambah hutang Inilah pakta saat ini,” bebernya.
Sebaiknya kata Sultan Patrakusuma VIII, benahi status hukum tentang mata uang tersebut, bukan gonta ganti gambar. Karena, saat ini kalian berkuasa apakah dikemudian hari ketika kekuasaan kalian berpindah. Selain itu, sanggupkah menghadapi konsekuensi hukum yang akan berhadapan dengan kalian.
“Ingat, kebenaran itu memiliki jalannya sendiri, meskipun semua orang mengingkari, banyak contoh sehebat apapun kejahatan dikemas, suatu saat pasti kena hukuman. (Yudi).
#SELACO INTERNATIONAL FEDERATION
ROHIDIN SH.PK.VIII