Tanjabbar, MNP – Proyek sekolah SLBN yang beralamat di kelurahan/kecamatan Merlung kabupaten Tanjab Barat Provinsi Jambi jadi sorotan masyarakat.
Pasalnya, proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) itu, dikerjakan tanpa ada papan informasi, sehingga disebut proyek siluman lantaran publik sulit memonitoring pelaksanaan pembangunan.
“Apakah sifatnya Swakelola, atau ditenderkan oleh pihak ketiga oleh kontraktor atau rekanan atau seperti apa,” ucap simebr dari warga setempat inisial M, Selasa lalu (19/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sumber mengatakan, pihak pelaksana tekhnis, atau Dikbud Provinsi Jambi harusnya lebih transparan dan terbuka terhadap publik atau masyarakat agar jelas.
“Makanya regulasi atau aturan pada pelaksanaan barang dan jasa pemerintah dan Perpres 54 tahun 2010 sudah sangat jelas,” ucap M.
Pemasangan papan informasi proyek merupakan implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat bisa ikut serta dalam proses pengawasan sesuai amanah Keterbukaan Informasi Publik (KIP) No 14 tahun 2008, Perpres No 54 tahun 2010 dan No 70 tahun 2012 l.
“Aturan itu menyatakan setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai oleh negara wajib memasang papan nama proyek, nomor kontrak, jenis kegiatan, lokasi proyek, nilai kontrak, dan jangka waktu atau pekerja tahun dikerjakan asal jadi,” tegas M.
Selaku masyarakat di Kecamatan Merlung, dirinya meminta dan berharap kepada Pemda Provinsi, pihak Dinas terkait, PPK dan PPTK, dari program proyek pekerjaan sekolah SLBN ini di berikan sanksi atau peringatan dan teguran kepada pelaksana atau pihak rekanan.
“Agar memperhatikan papan informasi yang merupakan bagian penting dari sebuah program kegiatan,” pinta M.
Tidak hanya itu, saat awak media mendatangi untuk mengecek pekerjaan proyek SLBN kelurahan Merlung, diduga banyak yang tidak sesuai dengan spek teknis, seperti besi 12 untuk tulangnya diganti besi 8, sedangkan besi untuk cicinnya besi 10 diganti besi 6.
Untuk baja ringannya juga, tidak memakai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disinyalir kuat produk abal abal.
Namun, ketika awak media mendatangi lokasi pekerjaan untuk berkonfirmasi pihak rekanan atau pemborong, yang bersangkutan tidak ada di tempat. Bahkan, ketika dihubungi melalui via WhatsApp dan telepon tidak dibalas. (Hendri)