Tasikmalaya, MNP – Minat masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dalam menopang pemenuhan kebutuhan pangan keluarga harus secara masif dikakukan.
Dikarenakan luas lahan pertanian di kota Tasikmalaya kini sudah berada di bawah 30 persen. Bila dibiarkan, situasi itu akan jadi ancaman sebab di saat jumlah penduduk terus meningkat, maka pemenuhan ketahanan pangan keluarga makin menipis.
Menularkan semangat serta memberi pemahaman bahwa konsep pertanian adalah pekerjaan mulia dan membantu banyak masyarakat banyak pun harus terus dilakukan oleh setiap stakeholder di Kota Tasikmalaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka kedaulatan pangan harus diperjuangkan, termasuk oleh masyarakat yang tergabung di KWT dalam menggelorakan konsep pertanian perkotaan alias urban farming.
Meski sebenarnya sebagian besar bukan berlatar belakang petani, kehadiran KWT dalam perjuangan itu telah berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga, terutama sayuran yang banyak jadi pilihan.
Dengan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri pun seperti dikatakan Ketua Himpunan Kelompok Wanita Tani (HKWT) BPP Cipedes Tintin Rostiningsih SP akan berperan dalam meredam stunting dan inflasi.
“Ya, stunting diyakini diatasi dengan menyiapkan sayuran di pekarangan rumah untuk dikonsumsi keluarga,” kata dia. Sebab stunting kan terjadi karena asupan gizi kurang, Jadi pemerintah juga perlu masif memberi dorongan,” ucap Titin, Kamis (04/08/2022).
Komisi II DPRD fraksi Gerindra Andi Warsandi menghadiri acara silaturahmi forum Gapoktan kota Tasik dan himpunan kelompok wanita tani (HKWT) wilayah binaan BPP Cipedes di KWT Harum Manis Sukamanah kecamatan Cipedes kota Tasikmalaya.
“Mengetahui peran itu, para anggota KWT juga layak disebut pahlawan pangan karena kontribusi nyatanya itu. Gerakan mereka pun harus terus diperkuat,” ungkapnya.
Dia pun mengaku akan berupaya memfasilitasi program penguatan kapasitas SDM KWT, pelatihan pengolahan hasil produksi dan usulan lain yang mengemuka lain kepada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3), Dinas Koperindag atau instansi terkait lain.
Turut hadir dalam acara itu, Ketua Forum Gapoktan H.Mumu Nuryaman, Kepala BPP Cipedes Hj.Yati Heryati, Lurah Sukamanah para PPL dan para pengurus KWT dari wilayah Cipedes. Tawang dan Cihideung.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya Ir. Ristina Siti Sundari MP memandang para KWT memiliki potensi besar dalam menjaga kedaulatan pangan nasional.
Malah di luar negeri pun, kesadaran memanfaatkan ruang kosong untuk dijadikan lahan menanam sayuran Sudah jadi budaya.
Kalau saat ini gerakannya belum sekuat yang diharapkan, maka perlu konsep dan cara lain seperti mendorong mereka untuk just dont it atau mulai dan terus lakukan serta dengan “duit sajuta”.
Dengan membekali mereka dengan rasa syukur, “duit sajuta”, ujar dosen yang sempat jadi pembicara terkait urban farming di sebuah universitas di Turki ini bisa jadi penguat gerakan itu. “Duit sajuta berarti doa, usaha, ikhtiar, ibadah, sabar, jujur, dan tawakal,” pungkasnya. (Momo)