Penulis Ahmad Sofwan
Pemerhati Pendidikan
Masih ingatkan dengan Viralnya SANTRI GOES TO MECCA, 2 tahun belakangan ini (Sebenarnya sudah berlangsung 3 tahun, hanya untuk tahun pertama tidak diikuti semua lulusan santri karena alasan kondisi pasca Covid).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaimanapun caranya, jika panggilan itu terjadi, maka terjadilah.
Banyak komen dan anggapan bahwa para santri Darul Arqam Muhammadiyah Garut ini adalah dari keluarga berduit.
Ya, boleh dibilang nabungnya pasti gede gede hingga di akhir tahun kelulusan mereka, mereka bisa mengadakan perpisahan kelasnya di Mekkah sambil Umroh.
Nyatanya, urusan mampu tidak selamanya nominal. Mampu itu urusan sang maha mampu. Jika DIA mau, siapa saja pasti mampu dan akan di mampukan.
Alhamdulillah, untuk kegiatan tahunan itu, pihak pondok tidak membebankan uang iuran untuk keberangkatan umroh para santri baik kepada orang tua terlebih kepada santrinya.
Keberangkatan mereka untuk umroh ke Mekkah (bagi semua santri kelas 12) sebagai bentuk reward dan apresiasi pihak pondok kepada santrinya yang lulus menyelesaikan jenjang pendidikan mereka selama 6 tahun di pondok.
Bagaimana pihak pondok bisa memberangkatkan umroh para santrinya yang berjumlah ratusan setiap tahunnya?
Tentu ada ikhtiar kuat dan maksimal yang dilakukan jajaran pengelola dalam memanage keuangan dan bidang keekonomian mereka.
Tentunya ikhtiar langit senantiasa mereka lakukan setiap waktu agar diberikan kemampuan untuk mewujudkan program tahunan itu.
Berkaca dari apa yang dilakukan pondok ini, apakah Study tour, perpisahan kelas itu harus dihapuskan?
Meskipun tentunya dengan berbagai keterbatasan, setiap tahunnya selalu diadakan evaluasi untuk memaksimalkan pelayanan dan pendidikan kepada para santri yang nyantri di pondok tersebut.
Sepertinya, pendapat pribadi saya, study tour, perpisahan kelas itu tidak usah dihapuskan.
Yang perlu dilakukan oleh dinas terkait, pihak yayasan, guru dan orang tua siswa adalah mencari solusi yang terbaik sekiranya tidak membebani keuangan orang tua siswa dan juga tidak membebani keuangan sekolah yang bisa jadi sangat terbatas.
Misal, semua keperluan siswa di sekolah, dari mulai seragam, jajanan anak siswa, ATK untuk kegiatan sekolah semua disediakan dan diperjual belikan melalui koperasi sekolah dengan harga yang wajar sesuai dengan harga pasar.
Pedagang pedagang kecil yang biasa mangkal di sekolah diajak kerjasama dengan menjadi anggota koperasi juga mitra koperasi.
Dari perputaran ekonomi di sekolah seperti itu, bisa dicek, bisa dilihat hasilnya.
Nanti SHU dari perputaran ekonomi di lingkungan sekolah yang dimanage secara profesional dan transparan bisa digunakan salah satunya untuk kegiatan study tour atau perpisahan tadi.
Syukur syukur bisa gratis, atau setidaknya bisa meringankan biayanya. Siswa senang, guru dan orang tua tenang.