Milangkala Kecamatan Tanjungjaya ke 30 Dimeriahkan Pergelaran Seni Budaya Sunda

Rabu, 28 September 2022 - 13:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tasikmalaya, MNP – Milangkala ke 30 kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya dimerihakan dengan seni budaya Sunda seperti Pertunjukan Lais, Pencak Silat, Lengser, Calung serta Santunan.

Nampak hadir Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, Sekretaris Daerah Mochamad Zen, Camat Tanjungjaya, para kepala desa, seniman, warga dan tamu lainnya, Rabu (28/09/2022).

Bupati Tasikmalaya dalam sambutannya mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Dirinya menyebut, ditengah pemulihan pasca pandemi, diharapkan peringatan ini menjadi penguat untuk bisa bangkit bersama.

“Krisis global yang sekarang terjadi di beberapa negara menuntut kita untuk waspada, siap siaga menghadapinya,” ungkap Ade di lapangan Kecamatan Tanjungjaya.

Dijelaskan Bupati, Peringatan Kecamatan Tanjungjaya ini, seyogianya dapat menjadikan momentum untuk berkumpul, bergotongroyong membangun Kabupaten Tasikmalaya yang lebih baik.

“Karena pemerintah tidak dapat berjalan sendiri untuk membangun daerah dan perlu disyukuri bahwa Kabupaten Tasikmalaya masih banyak potensi yang perlu dikembangkan, salah satunya potensi wisata,” jelas Sekda.

Terpisah, budayawan lokal asal kecamatan Tanjungjaya yang enggan disebut namanya sangat mengapresiasi dengan acara Milangkala kecamatan Tanjungjaya ke 30.

“Saya apresiasi, acara ini meliputi kegiatan seni budaya Sunda, karena seni budaya Sunda harus tetap berkembang dan menetap di dalam masyarakat Sunda,” ungkapnya.

Budaya Sunda dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi sopan dan santun. Lazimnya, karakteristik dan kepribadiannya, masyarakat Sunda dikenal sebagai orang yang ramah-tamah, murah senyum, lemah dan lembut, periang, serta sangat hormat kepada orang tua.

Selain itu, suku Sunda memiliki slogan sekaligus menjadi filosofi hidup masyarakatnya, yaitu ‘Soméah Hade ka Sémah’ berarti ramah (bersikap baik, menjaga, melayani dan menjamu, serta menyenangkan semua orang).

“Hal itu yang menjadikan bentuk pengaplikasian masyarakatnya pada setiap perilaku dan tindakan interaksi atau komunikasi, baik di lingkungan setempat maupun luar,” tandasnya. (Sn).

Loading

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pemdes Pulau Gajah Salurkan BLT-DD kepada 29 Keluarga Penerima Manfaat 
Bupati Enrekang Siapkan Konsep Mendukung Program Nasional Tiga Juta Rumah 
Komisi I Sebut Perusahaan Maxim Tidak Menghargai Lembaga DPRD Kota Tasikmalaya
BEM PTNU Tegas Dukung Presiden Prabowo tentang Program Danantara dengan Catatan
Polemik Pungutan Uang Perpisahan dan Study Tour Sekolah? Begini Tanggapan Ketua DPC AKPERSI Lampung Utara 
DPD KNPI Barito Timur Gelar Rapat Pimpinan Paripurna Daerah dan Musda
Perusahaan Maxim Dinilai Hina DPRD, Tolak Audiensi: Surat Undangan Dikembangkan 
Anggota DPR RI Lola Nelria Oktavia, S.E. Sosialisasikan Empat Pilar dan Penyerapan Aspirasi Masyarakat

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 12:49 WIB

Pemdes Pulau Gajah Salurkan BLT-DD kepada 29 Keluarga Penerima Manfaat 

Rabu, 30 April 2025 - 12:28 WIB

Bupati Enrekang Siapkan Konsep Mendukung Program Nasional Tiga Juta Rumah 

Rabu, 30 April 2025 - 10:42 WIB

Komisi I Sebut Perusahaan Maxim Tidak Menghargai Lembaga DPRD Kota Tasikmalaya

Rabu, 30 April 2025 - 08:39 WIB

BEM PTNU Tegas Dukung Presiden Prabowo tentang Program Danantara dengan Catatan

Rabu, 30 April 2025 - 08:29 WIB

Polemik Pungutan Uang Perpisahan dan Study Tour Sekolah? Begini Tanggapan Ketua DPC AKPERSI Lampung Utara 

Berita Terbaru