Tasikmalaya, MNP – Seni Lukis merupakan salah satu karya yang memiliki nilai jual tinggi dan membuat orang yang melihatnya berdecak kagum.
Lukisan diklasifikasikan sebagai karya seni dua dimensi. Selain itu, seni lukis memiliki corak, bahan dan teknik yang menjadi khas dalam pengerjaannya.
Pada umumnya seorang Seniman seni lukis bisa menuangkan ide dan perasaannya yang dituangkan didalam permukaan canvas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti halnya Kepala desa Tanjungpura Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, tak hanya bergelut di dunia pemerintahan saja, tapi sosok Ujang Hartono juga seorang Seniman lukisan yang sudah tidak asing lagi.
Ujang Hartono bersyukur hingga kini dirinya masih eksis dalam seni lukis sampai sekarang. Ia menyebut, Seni lukis sudah menjadi bagian basic dari jiwanya.
“Sebelum menjadi kepala desa, jiwa saya seorang seniman, memang dulu saya ikut komunitas di Baksil (Babakan Siliwangi) Bandung pada tahun 1989 sampai saat ini,” ungkap Ujang, Jumat (09/09/2022).
Biasanya, sosok kades yang familiar ini meluangkan seni lukis disaat pulang kerja, itupun kalau tidak ada urusan dengan kemasyarakatan.
“Biasanya dominan pada malam hari juga saya melakukan kegiatan melukis,” jelas Ujang.
Masih kata dia, untuk mengembangkan seni lukis ini kedepannya Insyaallah Ujang Hartono ingin mengadakan pameran seni lukis.
“Mudah-mudahan kami masih ada 3 tahun lagi menjabat Kepala Desa, pameran tersebut bisa digabungkan dengan ulang tahun desa Tanjungpura, sehingga bisa mengadakan festival dan pameran,” bebernya.
Menurutnya, jika berbicara tentang seorang seniman, sebetulnya ada hak, karena dirinya juga seorang seniman yang harus diberikan fasilitas oleh pemerintah.
“Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, tetapi saya juga belum tahu sepak terjangnya paraseniman di Kabupaten Tasikmalaya dalam meminta hak atau sebaliknya pemerintah memberikan fasilitas terhadap seniman,” tuturnya.
Ujang pun mengutip butir Pancasila sebagai dasar negara kita pada butir kelima yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
“Tentunya kita sebagai seniman atau seniman apapun itu perlu perhatian khusus, karena seniman itu bagaimanapun bagian dari nilai-nilai bangsa,” ungkapnya.
Ujang Hartono juga menambahkan, untuk lukisan hasil karyanya, dia beryukur rekan-rekan kepala desa sudah tahu, dan alhamdulillah dirinya juga sebelum menjabat kepala desa sudah mengikuti pameran, baik di Bandung, di Yogyakarta ataupun di Bali.
“Karena ketika berbicara harga jual dalam seni itu tentunya tidak ada nilai, mungkin bentuknya bagi kami itu lebih ke penghargaan,” imbuh Ujang Hartono.
Dia mengaku, sudah ribuan hasil karya yang sudah diciptakan, bahkan sewaktu ikut dibeberapa ajang pameran lukisan ada saja yang membeli dari orang luar negeri seperti orang Francis, orang Italia, ataupun negara lainnya.
“Alhamdulillah suatu kepuasan hati juga kalau dalam seni ketika hasil karya kita sudah sampai ke mancanegara, seperti yang saya sampaikan, seni itu tidak ada harga nominal yang menjadi patokan, tetapi bagi kami mungkin penghargaan,” jelasnya.
Ujang Hartono berharap, dengan adanya jiwa seni yang dimiliki, selepas purna bakti dapat mendirikan yayasan ataupun sekolah seni, karena regenerasi memang sangat diperlukan. Apalagi di wilayah Kota ataupun Kabupaten Tasikmalaya ini, mungkin lebih luasnya Priangan Timur.
“Mudah-mudahan pihak pemerintah bisa mensupport dengan adanya sekolah seni, karena mendirikan sekolah seni di wilayah Tasikmalaya menjadi cita-cita kami selama ini,” harap Ujang.
“Saya berharap kepada pihak pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bisa membantu fasilitas penunjang, karena disini tempat atau sanggar itu sudah ada, mulai dari seni rupa, seni tari dan seni lukis,” tutupnya. (Wk)