Oleh : Ir. Irma S. Handayani
Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Kota Tasikmalaya.
Sabtu 3 september lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga Pertalite diputuskan naik dari Rp7.650 jadi 10.000 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perlu diketahui konsumsi Pertalite di Indonesia mencapai 80% dari total kebutuhan BBM masyarakat, sehingga kenaikan harga Pertalite tentu akan mendorong kenaikan inflasi.
Jika harga Pertalite naik, bagaimana dampak langsung yang dirasakan masyarakat kelas menengah ke bawah?
Kenaikan harga tersebut sangat berpengaruh pada kenaikan biaya transportasi, hal ini sangat dirasakan oleh kaum ibu terutama para pemakai jasa angkutan umum dan ojeg online. Mereka mengeluh atas kenaikan ini, sehingga harus berpikir ulang untuk bepergian.
Para istri sopir angkot dan istri sopir ojek online pun merasakan dampak dari kenaikan harga BBM ini, karena harga yang meningkat memaksa suami mereka untuk menaikan tarif, hal ini tentu saja berpengaruh pada sepinya peminat angkutan umum dan ojek online sehingga pendapatan suami mereka pun berkurang.
Dampak yang mencolok juga terjadi di SPBU, karena setelah harga BBM naik, masyarakat lebih memilih SPBU resmi dari pada pedagang eceran atau Pom Mini, sehingga antrian ditiap SPBU terlihat jadi lebih panjang.
Untuk harga bahan beberapa bahan pokok pun mulai naik, walau masih perlahan dan ini mengakibatkan beberapa ibu rumah tangga harus menambahkan budget belanja hariannya.
Kenaikan juga dirasakan pada jajanan makanan anak anak dan ini juga akan berpengaruh pada pengaturan keuangan keluarga. Kenaikan lain juga dirasakan dengan tarif jasa kesehatan yang mulai naik.
Dampak lain juga dirasakan oleh ibu rumah tangga yang memiliki usaha rumahan yang dituntut oleh karyawannya untuk menaikkan gaji mereka. Sedangkan bahan baku dan operasional perusahaan pun mulai merangkak naik.
Dengan kenaikan kenaikan ini para ibu akan dituntut lebih keras lagi untuk mengatur budget keuangan keluarga. Lebih lagi untuk yang berpendapatan tak menentu buruh harian yang sebelum kenaikan BBM terakhir kemarin pun sudah banyak menjerit karena penghasilan dan pengeluaran mereka lebih banyak pengeluaran.
Sehingga judi online, rentenir, dan pinjaman online marak yang merusak sendi sendi ekonomi keluarga yang melahirkan ketidak harmonisan keluarga.