Ada 46 Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya, Dominasi Pelaku ‘LSL’

Selasa, 5 Juli 2022 - 19:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Tasikmalaya – Selama kurun waktu empat bulan dari Januari sampai April 2022, terdapat 46 kasus baru pengidap HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya. Pelaku homoseksual Lelaki Seks Lelaki (LSL) masih mendominasi penularan penyakit tersebut.

“Ya, ada 46 kasus baru periode Januari sampai April 2022, untuk bulan Mei sampai Juli, ada datanya cuma belum divalidasi,” ucap Dadang Abdullah Mubarok Kasi Pecegahan dan Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Selasa (05-07-2022).

Dirinya mengatakan, proses penularan virus HIV/AIDS masih didominasi oleh hubungan seksual gay atau pelaku homoseksual. Bahkan ungkap Dadang, Kota Tasikmalaya menduduki peringkat lima tertinggi kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Barat.

“Dominasi pengidap HIV/AIDS berumur 18 sampai 42 tahun. Itu 80 persen anak remaja, sisanya biseksual, WTS dan Waria,” ungkap Dadang.

Dia mengungkapkan, tidak semua sejak lahir murni berprilaku gay, tapi ada sebagian yang diawali dari faktor ekonomi, lingkungan, juga tontonan dari media sosial yang sulit untuk difilter.

Untuk penularan penyakit ini terang Dadang, bisa melalui tiga cairan diantaranya darah, air susu dan cairan (sperma). Namun, menurutnya, penularan yang perlu diwaspadai adalah dari ibu hamil dan menyusui. Sebab, akan beresiko menjangkit anak balita atau janin yang dikandung.

Guna mencegah naiknya angka kasus, Dadang menyebut, Dinkes Kota Tasikmalaya memiliki program triple eliminasi yaitu pemeriksaan Hepatitis B, Sipilis dan HIV/AIDS bagi ibu hamil dan menyusui.

“Kalau ibu hamil diperiksa ke Puskesmas pasti akan langsung ditest Hepatitis, Sipilis dan HIV/AIDS. Itu untuk memastikan kesehatannya. Jika terjangkit, akan diintervensi oleh Dinkes, dari mulai pemeriksaan sampai melahirkan, bahkan ke pemberian obatnya,” terang dia.

Namun yang jadi kendala, ketika Ibu hamil diperiksa ke dokter spesialis. Itu jarang dilakukan pemeriksaan triple eliminasi.

“Kalau Ibu hamil ke dokter spesialis (swasta), mereka tak terpantau, jadi kami kehilangan data. Tapi kalau yang periksa ke Puskemas, pasti datanya terjaring,” kata Dadang. (Insani).

Loading

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Patrick Kluivert Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Target Lolos Piala Dunia 2026
Warga Resah, Kasus Penipuan Pesanan Online Marak di Kota Tasikmalaya
DPD IWOI Kab Majalengka Rayakan Anniversary ke-1, Perkuat Sinergitas dan Profesionalisme Jurnalis
Terancam Hukuman Berat, Polres Garut Ringkus Dua Pelaku Pengedar Obat Terlarang
Masyarakat Senang, Polres Pakpak Bharat Sambangi Malam Weekend Menjaga Kamtibmas 
Kasus C4bul di Rumah Tahfidz, Kemenag Kota Tasikmalaya Jangan Cuci Tangan
Resmikan Rumah PIS, Mohamad Sohibul Iman: Dekatkan Dewan PKS dengan Masyarakat
Mohamad Sohibul Iman Secara Simbolik Serahkan PIP di SDN Leuwianyar Kota Tasikmalaya 

Berita Terkait

Minggu, 12 Januari 2025 - 20:52 WIB

Patrick Kluivert Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Target Lolos Piala Dunia 2026

Minggu, 12 Januari 2025 - 20:36 WIB

Warga Resah, Kasus Penipuan Pesanan Online Marak di Kota Tasikmalaya

Minggu, 12 Januari 2025 - 20:21 WIB

DPD IWOI Kab Majalengka Rayakan Anniversary ke-1, Perkuat Sinergitas dan Profesionalisme Jurnalis

Minggu, 12 Januari 2025 - 20:08 WIB

Terancam Hukuman Berat, Polres Garut Ringkus Dua Pelaku Pengedar Obat Terlarang

Minggu, 12 Januari 2025 - 08:32 WIB

Masyarakat Senang, Polres Pakpak Bharat Sambangi Malam Weekend Menjaga Kamtibmas 

Berita Terbaru

Berita terbaru

Warga Resah, Kasus Penipuan Pesanan Online Marak di Kota Tasikmalaya

Minggu, 12 Jan 2025 - 20:36 WIB