Candipuro, MNP – Kualitas pekerjaan rekonstruksi jalan ruas Titiwangi-Trimomukti (029), yang dikerjakan CV Hang Tuah dari dana APBD kabupaten Lampung Selatan dipertanyakan sejumlah pihak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihak media, proyek peningkatan jalan dengan kontruksi rabat beton dan hot mix dengan panjang 1350 meter di wilayah kecamatan Candipuro, jalan penghubung antara desa Bumijaya-desa Trimomukti itu kondisinya sudah mulai terlihat banyak retakan.
Dengan pagu Rp 1.9079.788.311,42,- nomor kontrak 133/KTR/KONS-BM/DPUPR/LS/APBD/
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terkait banyaknya pemberitaan minor tentang sejumlah dugaan pekerjaan yang asal jadi maupun asal-asalan ini, maka pihak media kembali kroscek ke lapangan.
Hasilnya mengagetkan, karena ditemukan banyak retakan-retakan jalan rabat beton yang sudah jadi pada sebagian jalan ini, retakan ini juga banyak yang ditambal semen kembali oleh pihak rekanan, tapi disinyalir hanya lapisan atas saja yang tertutup, namun kondisi dibawahnya diduga tetap belah atau retak sampai dasar cor.
Pihak media juga mengkonfirmasi kepada masyarakat setempat salah satunya inisial AS (43), warga desa Bumijaya dusun 01. Dirinya atas nama masyarakat setempat kecewa dengan hasil proyek pembangunan jalan rabat beton tersebut, sebab masyarakat banyak menemukan keretakan atau patahan badan jalan.
“Kalau menurut saya kinerjanya kurang bagus mas dari pihak kontraktor yang mengerjakan jalan ini,” ungkap warga, Rani (28/09/2022).
Dia mengaku pihak rekanan tidak memperhatikan material base sebagai pendasaran. Sebab, pendasarannya tidak rata yang bisa menyebabkan keretakan pada badan jalan.
“Seharusnya dilindas dengan alat berat lagi biar rata pendasarannya. Kemudian, material base sebagai pendasaran harus disiram sebelum di cor untuk menghindari keretakan,” sarannya.
“Kalau saya lihat ini bukan sambungan mas, kalo sambungan masih wajar lah mas, tapi ini belah mas rabat betonnya, mungkin ini konstruksinya yang kurang bagus,” tambah warga.
“Memang pengerjaan masih berjalan. Tapi, bagian yang sudah dikerjakan banyak yang retak. Jelas, masyarakat tidak puas dengan proyek yang nilainya miliaran itu,” sambung warga lagi.
Kepala Dusun 01 desa Bumijaya, inisial AW menyebut, selain rabat beton yang ditemukan banyak retakan, juga untuk jembatan gorong-gorong yang dikerjakan juga sangat disayangkan, karena posisi gorong-gorong tidak tepat, arahnya menikung tidak lurus dengan saluran kali.
“Kami selaku masyarakat sekitar sangat khawatir karena posisi jalan dan jembatan yang sedang dibangun itu sangat labil dan rawan terendam banjir, karena memang saat musim hujan sering banjir sampai ke badan jalan,” bebernya.
Menurutnya, posisi gorong-gorong yang tidak lurus itu jelas tidak fungsi untuk mengalirkan air, begitupun jika air deras dari sisi sebelah kiri menabrak dinding tanah sebelah jembatan, karena tidak ada penahannya atau pondasi, akibat posisi kali dan gorong-gorong yang tidak lurus.
“Semenjak ada pekerjaan jalan ini, tidak ada yg pernah datang kerumah saya atau pemberitahuan mau kerja disini atau ke balai desa Bumijaya menemui saya, itu tidak ada mas, kalau izin atau tidaknya ke kepala desa saya kurang paham mas,” tutupnya. (JJ).