Potret Tasikmalaya – Kantor Cabang Dinas (KCD) XII Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah Kab/Kota Tasikmalaya jangan sekedar memberi harapan kosong, harus dengan keseriusan atas aspirasi masyarakat Bungursari untuk memiliki SMK 6.
Statement tersebut ditegaskan Ketua Tim Prakarsa Tatang Sutarman atau familiar dipanggil Tatang Toke saat berbicang dengan wartawan, Jumat (03/06/2022).
Menurut Tatang Toke, keseriusan itu dibuktikan dengan komunikatif dari pihak KCD XII dengan memberi gambaran solusi, misalnya dalam hal proposal. Jika ada kekurangan, harus diarahkan, jangan hanya terlihat serius ketika ada pembahasan saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tatang Toke menyebut, terdapat banyak keterbatasan, seperti aspek akademisi dari tim itu sendiri, padahal masyakarat Bungursari pada umumnya antusias dan menunggu informasi terkini kelanjutan SMKN 6.
“Misalnya isi proposal terkait data siswa dan guru ini perlu arahan dari KCD XII yang kompeten dan sebagai otoritas yang mengetahui kuota SMK SMA berikut jumlah muridnya. Maka, kewenangan itu bisa digunakan untuk mencari dan memberi data agar sesuai dengan pengajuan,” beber Tatang Toke.
Dirinya ingin tentang SMKN 6 Bungursari ini jangan sampai seperti gertak sambel, hanya pedas saat dimakan, namun sunyi tergerus waktu dan pada akhirnya jadi multitafsir membangun opini kurang benar di masyarakat.
Tatang Toke berharap, unsur pemerintah dalam hal ini eksekutif dan legislatif bisa lebih pro aktif terhadap perkembangan isu di kecamatan Bungursari. Pasalnya, mereka dinilai tak serius dan tak ada tindaklanjut, hanya mendengar ketika didatangi Tim Prakarsa.
“Tidak gampang dalam intrik SMKN 6 Bungursari, karena dihadapkan dengan aspek sosial. Disini banyak lembaga pendidikan yang mungkin merasa terganggu. Ini yang harus di komunikasikan, jangan biarkan masyalat cari jalan sendiri,” ungkap Tatang Toke.
Pihaknya ingin, segenap warga Bungursari dari berbagai ketokohannya, untuk mendukung dalam hal pengadaan pembangunan SMK 6 ini. Karena tiap tahun persoalan penerimaan siswa didik baru yang dihadapi orang tua murid selalu alasan klasik, yaitu sulit melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang atas berstatus negeri, terlebih terbentur aturan zonasi.
Selain itu tambah Tatang Toke, pihak pihak penyelengara pendidikan, baik SMP, MTs SMK dan lainnya yang berlokasi di Bungursari wajib mendukung, adanya keinginan warga miliki SMKN.
“Harapan besar orang tua murid kedepannya mempermudah siswa melanjutkan pendidikan. Meminimalisir angka putus sekolah dan dengan adanya sekolah ini memudahkan pantauan orang tuanya. Jadi suatu kebanggaan besar bagi warga Bungursari memiliki SMKN di wilayahnya,” tandasnya. (02).