Tasikmalaya, MNP – Di tengah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Kota Tasikmalaya, gairah olahraga tinju membuktikan diri.
Kejuaraan Tinju Pertina Exhibition Match semi Jawa Barat sukses besar dengan membludaknya peserta hingga overload di atas 100 partai.
Kesuksesan penyelenggaraan ini, ironisnya, justru mengungkap minimnya perhatian dan sulitnya akses komunikasi dengan pucuk pimpinan kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara yang digelar di Dadaha ini berhasil menguji mental para atlet tinju Pra Junior hingga Elite dan menjadi ajang pemanasan vital menjelang PORDA.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Apih Jono, memuji etos juang panitia dan dukungan penuh dari stakeholder terkait, yakni Disporabudpar dan KONI, yang memastikan acara berjalan lancar meski tanpa dukungan langsung dari Walikota.
Namun, kritik tajam dilontarkan Apih Jono terkait perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.
“Adapun yang menjadi persoalan perhatian dari pihak pemerintah, untuk Walikota sendiri kita sudah dua kali mengajukan surat untuk bisa silaturahmi, tapi Pak Walikota Viman Alfarizi Ramadhan sampai saat ini belum bisa bertemu, entah kenapa?” ungkap Apih Jono, Minggu (19/10/2026).
Pernyataan ini menyiratkan adanya tembok birokrasi yang menghalangi komunikasi antara organisasi olahraga yang berprestasi dengan Walikota.
Hal ini mencederai semangat HUT ke-24, di mana seharusnya pemerintah daerah memberikan dukungan penuh dan apresiasi atas inisiatif dan prestasi warganya.
Apih Jono menegaskan, meskipun perhatian dari Walikota Viman Alfarizi Ramadhan dipertanyakan. Tapi untuk Disporabudpar dan KONI yang merupakan bagian dari stakeholder cabang sementara ini sangat support sekali.
PERTINA tetap mampu melaksanakan acara berskala semi Jawa Barat ini berkat etos juang yang tinggi.
“Terlepas dari itu, meskipun tanpa Pak Walikota, Alhamdulillah dengan mengedepankan etos juang PERTINA, acara ini bisa terlaksana,” tegasnya.
Pesan ini menjadi sorotan keras bagi Pemkot Tasikmalaya. Keberhasilan PERTINA menguji mental atlet junior dan mempersiapkan mereka untuk PORDA merupakan kontribusi nyata bagi masa depan olahraga daerah.
Namun, sulitnya akses dan minimnya respons dari Walikota dikhawatirkan dapat memadamkan semangat pembinaan dan mengabaikan potensi atlet-atlet yang telah berjuang mengharumkan nama kota.
Warga dan komunitas olahraga berharap Pemkot Tasikmalaya segera mengevaluasi kebijakan komunikasi dan dukungan mereka terhadap cabang-cabang olahraga, agar prestasi yang dibangun dengan mandiri tidak terhenti hanya karena alasan sulitnya silaturahmi.
Penulis : Alex
Editor : Redi Setiawan