Bandung, MNP – Tindakan Gus Miftah, seorang tokoh agama dan penceramah, yang dinilai merendahkan seorang pedagang es teh dalam ceramahnya baru-baru ini menuai kecamatan publik.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Direktur Lembaga Humaniora Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Jawa Barat, Arya Eka Bimantara, mengekspresikan kecaman tersebut.
Dalam ceramah tersebut, Gus Miftah diketahui menyebut dan mencemooh seorang pedagang es teh yang sedang berusaha mencari nafkah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan ini memicu berbagai reaksi di kalangan masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa dan aktivis sosial.
Arya Eka Bimantara menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya mencederai martabat pedagang kecil, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan rasa empati yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang tokoh agama.
Menurut Arya, sebagai seorang penceramah, Gus Miftah seharusnya memberikan contoh yang baik dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai setiap individu, apapun profesinya.
“Setiap orang, termasuk pedagang es teh, memiliki hak untuk dihormati dan dihargai. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka,” ungkap Arya dalam konferensi pers di kantor BEM PTNU Jawa Barat, Selasa (03/12/2024).
Lebih lanjut, Arya menegaskan bahwa tindakan mencemooh atau merendahkan profesi orang lain hanya akan memperburuk citra masyarakat dan menciptakan ketidakadilan sosial.
“Kita harus saling menghargai, apapun latar belakang dan pekerjaan seseorang. Dalam konteks ini, Gus Miftah seharusnya lebih bijaksana dalam menyampaikan ceramahnya,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, Arya Eka Bimantara mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran sosial terhadap posisi dan peran pedagang kecil dalam perekonomian.
“Kami akan mengadakan kampanye yang bertujuan untuk menghargai dan mendukung pedagang kecil, termasuk pedagang es teh, yang seringkali terabaikan dalam diskusi tentang ekonomi,” ujarnya.
Kampanye ini akan melibatkan berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi publik, dan aksi solidaritas untuk pedagang kecil.
Arya berharap, melalui kampanye ini, masyarakat dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi oleh para pedagang kecil dan berkontribusi dalam mendukung mereka.
Pernyataan Arya Eka Bimantara mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, aktivis, dan tokoh masyarakat lainnya.
Banyak yang menyuarakan pentingnya untuk tidak hanya mencemooh tindakan Gus Miftah, tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif dalam menghargai setiap profesi.
Dengan kecaman ini, BEM PTNU Jawa Barat berharap agar para tokoh masyarakat dan penceramah lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan-pesan mereka, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghargai di antara sesama.
“Mari kita bangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai setiap individu, tanpa terkecuali,” tutup Arya Eka Bimantara.
Penulis : Alex
Editor : Redi Setiawan