Tasikmalaya, MNP – Kasus stunting di Kota Tasikmalaya, salah-satunya di Kecamatan Bungursari masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi.
Atas dasar itu, Komunitas Wanoja Binangkit Sauyunan (WBS) Tasikmalaya komitmen untuk bersinergi dengan pemerintah, elemen masyarakat, lembaga yang berada di Kecamatan Bungursari.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua WBS Tasikmalaya Hj. Sri Nurcahyatie S.Ag usai melakukan kegiatan silaturahmi yang bertempat di Masjid Besar At Taufik kecamatan Bungursari, Kamis (04/01/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hj Sri menyebut, selain kegiatan di atas, WBS melakukan kegiatan edukasi pertanian alat niaga, karena lembaganya memiliki tiga divisi diantaranya bidang pertanian dan UMKM, divisi keagamaan dan divisi alat peraga.
WBS secara keseluruhan mengharapkan masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangan agar bisa menanam pohon untuk bahan makanan seperti bayam yang mengandung zat besi.
Tujuannya, agar memakan sayuran tersebut bisa menambah gizi buat anak dan menjaga Stunting, dan kenapa ada kelompok wanita tani (KWT) yaitu untuk penanganan Stunting, menambah ekonomi keluarga, mencegah inflasi pangan.
Lantaran itu, WBS berkolaborasi dengan KWT dan elemen masyarakat yang lainnya untuk mendukung program pemerintah.
“Kami optimis dengan acara ini bisa dirasakan oleh masyarakat dengan memberikan bibit tanaman, makanan saji yang diolah para UMKM dari KWT,” jelas Hj Sri.
Ditempat sama Camat Bungursari Sodik Sunandi mengucapan terimakasih dan apresiasi kepada komunitas WBS yang telah peduli terhadap masyarakat kecamatan Bungursari.
Menurut Sodik, menekan angka Stunting bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi masyarakat juga harus peduli terhadap lingkungan.
“Karena tanpa semua komponen bekerja sama, kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik,” pungkas Camat Bungursari.
Dalam kegiatan ini WBS memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat kecamatan Bungursari di bidang keagamaan, pertanian, UMKM dan pencegahan Stunting.
Penulis : Gobreg
Editor : Redi Setiawan