Tasikmalaya, MNP – Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat, Neng Elia Hernawati, menciptakan inovasi “Rumah Sampah” yang terbuat dari bahan bambu.
Inovasi ini dirancang tidak hanya untuk menjadi solusi ramah lingkungan, tetapi juga untuk membantu membangkitkan perekonomian para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pengrajin bambu.
Ide ini muncul setelah Neng Elia melihat kondisi tetangganya, Kusnadi atau yang akrab disapa Mang Atax, seorang pengrajin bambu yang mengeluhkan minimnya pesanan kandang ayam karena pembeli beralih ke bahan galvanis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari situlah muncul ide untuk bikin rumah sampah. Saya berpikir bagaimana caranya masyarakat pengrajin bambu bisa bangkit lagi dan rumah sampah ini bisa diterima di kalangan masyarakat juga pemerintahan,” ujar Neng Elia saat diwawancarai di kediamannya, Jl. Cilembang, Tasikmalaya, Selasa (28/10).
Berbeda dengan bak sampah plastik yang sulit terurai, Rumah Sampah Bambu ini dianggap Neng Elia memiliki sisi positif yang unggul:
Ramah Lingkungan: Terbuat dari bambu yang mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan.
Mendukung Ekonomi Sirkular: Karena bambu cepat rusak (diperkirakan dalam jangka waktu satu tahun di luar ruangan), ini akan mendorong repeat order dari masyarakat dan perusahaan.
“Itu otomatis bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil yang sekarang lagi sulit mencari ekonomi,” jelasnya.
Membuka Lapangan Kerja: Inovasi ini membantu memberdayakan masyarakat pengangguran.
Untuk menjalankan inisiatif ini, Neng Elia berkolaborasi dengan organisasi Masyarakat Peduli Lingkungan (MarpeL).
Erwin, Ketua Umum MarpeL, menyambut baik ide Neng Elia. Dirinya sangat peduli kepada lingkungan sekitar sampai niat Neng Elia itu sangat mulia memikirkan pengrajin bambu.
“Ya, supaya bisa mendapatkan lagi penghasilan dan sekaligus memikirkan permasalahan sampah,” katanya.
Erwin juga menyoroti bahwa harga Rumah Sampah Bambu lebih murah dibandingkan bak sampah plastik, yang sejalan dengan upaya efisiensi anggaran Pemkot Tasikmalaya.
Mang Atax, pengrajin bambu yang menjadi inspirasi, mengaku sangat terbantu.
“Alhamdulillah dengan adanya program ide dari Bu Neng Elia ini sangat membantu perekonomian saya, kesehariannya ada penghasilan, karena sekarang pesanan kandang ayam dan bangunan lagi tidak ada job,” papar Mang Atax.
Neng Elia berharap inovasinya ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya Gubernur Dedi Mulyadi, agar Rumah Sampah Bambu dapat diterima oleh masyarakat, perusahaan, dan Dinas OPD di seluruh Jawa Barat.
Meskipun demikian, ide cemerlang Neng Elia sudah direspon positif oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, yang diwakili oleh H. Hanafi, S.H., M.H. dan Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Feri Arif Maulana. Neng Elia bersyukur atas respons cepat tersebut.
Kemarin kata Neng Elia, ketika acara Hari Jadi Kota Tasikmalaya, Pemerintah Kota Tasikmalaya rencananya mau kasih cinderamata kepada Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi.
“Namun sayang, Rumah Sampah ini mungkin belum ada izin dari Allah SWT untuk sampai langsung ke Gubernur Jawa Barat,” tutup Neng Elia.
![]()
Penulis : DK
Editor : Redi Setiawan






