Tasikmalaya, MNP — Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-24 Kota Tasikmalaya, kelompok seni Karinding Sekar Awi Astana dari Kampung Nangela, Kelurahan Cigantang, tampil memukau di Lapangan Karikil, Kecamatan Mangkubumi.
Penampilan mereka menjadi salah satu daya tarik utama dalam rangkaian acara yang sarat nuansa budaya dan kebanggaan lokal tersebut, Kamis (23/10/2025).
Dipimpin oleh Dede Irpan, Sekar Awi Astana menampilkan kolaborasi karinding dengan alat musik tradisional Sunda lainnya, menghadirkan harmoni suara alam yang khas dan menenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karinding, alat musik bambu peninggalan leluhur Sunda, dimainkan dengan penuh penghayatan oleh para seniman muda maupun senior.
Getaran nadanya membawa penonton hanyut dalam suasana tradisi dan kearifan lokal yang mulai jarang ditemukan di tengah arus modernisasi.
Dede Irpan, selaku pimpinan kelompok, mengatakan bahwa penampilan ini bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk pelestarian budaya dan upaya mengenalkan seni karinding kepada generasi muda.
“Kami ingin menunjukkan bahwa seni tradisional tidak kalah menarik dibandingkan musik modern. Justru di dalam karinding terdapat nilai filosofi, kesederhanaan, dan keharmonisan dengan alam,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Ia juga menambahkan bahwa Sekar Awi Astana sudah lama konsisten dalam menjaga eksistensi seni karinding di Tasikmalaya. Mereka rutin tampil dalam berbagai kegiatan budaya, baik di tingkat kota maupun luar daerah.
Keikutsertaan dalam HUT Kota Tasikmalaya menjadi kebanggaan tersendiri karena memberikan ruang bagi seniman tradisi untuk turut meramaikan perayaan kota yang terus berkembang.
Penampilan Sekar Awi Astana disambut antusias oleh masyarakat yang hadir di Lapangan Karikil. Banyak warga terlihat mengabadikan momen melalui ponsel mereka, sementara anak-anak tampak penasaran dengan alat musik kecil berbahan bambu yang mengeluarkan bunyi unik itu.
Suasana kian meriah ketika kelompok ini menutup pertunjukan dengan lagu-lagu bernuansa Sunda yang dikolaborasikan dengan musik modern secara sederhana namun kreatif.
Selain sebagai bagian dari hiburan, kehadiran kelompok seni seperti Sekar Awi Astana juga menjadi pengingat pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah perubahan zaman.
Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui panitia penyelenggara HUT turut mengapresiasi kontribusi para seniman daerah yang masih setia menjaga warisan budaya leluhur.
Peringatan Hari Jadi Kota Tasikmalaya tahun ini memang diwarnai dengan berbagai kegiatan, mulai dari pawai budaya, bazar UMKM, hingga pentas seni daerah.
Namun, penampilan Sekar Awi Astana menjadi salah satu penampilan yang paling berkesan karena mampu menghadirkan suasana nostalgia, sekaligus mempertegas identitas budaya Sunda yang melekat kuat di Tasikmalaya.
Dengan semangat ngamumule budaya dan dedikasi tinggi, Sekar Awi Astana dari Nangela, Cigantang, berhasil memberikan warna tersendiri dalam perayaan HUT ke-24 Kota Tasikmalaya.
Mereka bukan hanya tampil di atas panggung, tetapi juga menjadi simbol bahwa warisan budaya yang dijaga dengan hati akan terus hidup di tengah masyarakat.
Penulis : SN
Editor : Redi Setiawan