Tasikmalaya, MNP – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada Minggu malam (3/8/2025) mengakibatkan bencana banjir yang mengejutkan warga.
Dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Singaparna, yaitu Desa Singasari dan Desa Cikunten, menjadi titik terdampak paling parah.
Air bah dengan ketinggian antara satu hingga dua meter merendam puluhan rumah yang berada di bantaran Sungai Cikunten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peristiwa ini cukup mengagetkan, mengingat Singaparna dikenal sebagai wilayah yang jarang, bahkan nyaris tidak pernah, mengalami banjir.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, menyampaikan bahwa luapan air sungai disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam durasi yang cukup lama.
“Singaparna sebelumnya tidak pernah mengalami banjir. Ini baru pertama kali terjadi. Diduga karena hujan turun terus-menerus dengan intensitas tinggi, Sungai Cikunten tidak mampu menampung debit air yang melimpah,” terang Jembar saat dikonfirmasi pada Senin pagi (4/8/2025).
Meskipun kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun sejumlah rumah warga mengalami kerusakan, terutama yang berada sangat dekat dengan bantaran sungai.
Sebagian warga sempat dievakuasi ke tempat aman pada malam hari saat air terus meninggi. Namun pada pagi harinya, seiring surutnya air, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa lumpur dan memperbaiki kerusakan.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Warga sempat mengungsi semalam, tapi pagi ini air sudah mulai surut dan mereka sudah kembali,” tambahnya.
Jembar juga mengingatkan masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir, agar meningkatkan kewaspadaan saat hujan deras turun.
Menurutnya, jika hujan berlangsung lebih dari tiga jam, potensi banjir sangat besar, terutama di sekitar aliran sungai.
“Kami imbau masyarakat untuk waspada. Kalau hujan deras lebih dari tiga jam, sebaiknya mulai siaga dan evakuasi diri ke tempat yang lebih aman,” ucap Jembar.
Bencana ini sekaligus menjadi sinyal bahwa perubahan cuaca dan pola hujan ekstrem kini mulai berdampak langsung terhadap kawasan yang sebelumnya relatif aman dari banjir.
Kondisi lingkungan dan alih fungsi lahan di sekitar aliran sungai juga menjadi catatan penting yang harus diperhatikan pemerintah daerah untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang.
Saat ini, tim relawan dari Tagana, BPBD, serta aparat desa sedang melakukan pendataan kerusakan dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya juga tengah menyiapkan langkah lanjutan, baik dalam bentuk perbaikan infrastruktur maupun mitigasi bencana kedepan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bersama bahwa bencana bisa datang kapan saja, di mana saja, dan penting bagi masyarakat untuk selalu siaga serta membangun kesadaran kolektif dalam menghadapi potensi bencana alam.
![]()
Penulis : SN
Editor : Redi Setiawan






